Mungkin tidak nyambung antara judul dengan isinya...
Berawal dari HP yang terus2an menerima notif dari grup di WA.
Agak miris sebenarnya ketika kita sebagai muslim tapi untuk membaca al qur'an saja enggan. Atau semoga karena salah paham saja.
Jadi tahap shalat dan mengaji (menurut sahabat saya)
1. Tau apa shalat dan mengaji (muallaf)
2. Belajar shalat dan mengaji
4. Shalat dan mengaji karena kebutuhan
Jadi seharusnya shalat dan mengaji itu bukan lagi merupakan kewajiban semata karena kita ciptaanNya tapi lebih ke kebutuhan, karena kita yang butuh!
Teringat kemarin saat setelah jalan-jalan ke Jogja dengan kawan-kawan SMA juga adek. Saat itu saya melihat dan memperhatikan kawan saya dalam sebuah organisasi di kampus yang pernah saya ikuti yang selalu jadi imam shalat.
Sudah tidak diragukan lagi, karena memang bacaannya saat shalat lancar, enak, meneduhkan yang pernah saya tau. Dan benar saja, ketika pulang ditanya kesan pesan, salah satu isi dari pesan kesan dari mereka yang ikut jalan-jalan,
Suka diimami kawan saya satu organisasi tersebut.
si X : "satu yang paling berkesan, diimami sama temenmu. Bacaannya keren"
Dan dengan bangga, sayang katakan. Itulah kelebihan anak-anak organisasi merah kampus merah
"Kalau diimami mereka itu suatu kesenangan tersendiri, karena bacaannya yang lancar, enak dan meneduhkan". Itu menjadi salah satu ciri khas tersendiri, dan waktu-waktu shalat adalah waktu yang saya tunggu-tunggu pada saat itu, karena imam-nya keren-keren. Dan saya meyakini kalau bacaan shalatnya aja bagus, pasti mengajinya juga OK. Dan rata-rata basic mereka bagus. Jadi jangan remehkan mereka (Laki-laki saja terpesona, apalagi yang lain)
Lalu, ketika saya sudah tidak lagi berada dalam organisasi itu saya mengharapkan masih ada orang-orang yang meneruskan seperti mereka kawan-kawan saya, senior-senior saya yang keren-keren itu. Karena itu salah satu ciri dari organisasi itu.
*just share, tidak ada maksud lain :)
0 komentar:
Post a Comment