09 February 2014

Ketika Allah Memilih

Ketika Allah memilih,
yaps ketika Allah memilihkan untuk kita, itu pasti baiiik untuk kita, yang baca juga pasti tau bahwa Allah lebih tau mana yang terbaik untuk kita. Dan jalan yang Allah itu indaaah jika kita mau sejenak melihat dan memahaminya.
Semua manusia mungkin berbeda jalannya. Ada yang mudah, ada yang harus melalui lika-liku jalan kehidupan. Allah tidak memberikan/membebani manusia diluar kemampuannya. Dan disetiap episode ujian manusia itu ada hikmah yang terkandung didalamnya, tinggal bagaimana kita melihat. Kita memilih untuk melihat dari sudut pandang positif atau negatif.

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (QS. 94:5-6).
sepotong episode dari jalan yang saya alami. Bukan maksud untuk menjatuhkan, hanya share semoga orang tidak mengalami hal yang sama.

Ada banyak hal yang membuat saya menyalahkan diri sendiri dan menggerutu kepada Allah. Menurut saya, saya sudah memberikan apa yang terbaik dari apa yang saya bisa. Tapi kemudian Allah berkata lain, memang saya harus meneruskan belajar ditempat yang lebih dekat dengan orang tua, dan dengan jurusan yang bermanfaat sekali bagi saya pribadi dan mudah-mudahan akan bermanfaat pula untuk orang lain.
Beruntung saya diperlihatkan sebentar dengan keadaan bagaimana saya ketika harus tinggal di kota besar. Anak perempuan dari desa, tinggal sendiri di kota besar dengan kondisi saat itu saya harus berkutat dengan teman-teman saya yang maaf "kata-kata kasarnya keluar disetiap pembicaraan" dengan ibu kost yang rekam jejaknya ternyata kurang baik dengan tetangga sekitar. Ya, ternyata saya harus mengalami hal itu, agar saya belajar membentengi diri tidak terlena ke jalur yang kurang baik. Saya juga tidak akan mendapatkan cemoohan dari guru SMA yang membuat saya benci seketika dengan almamater saya saat itu. Alhamdulillah enak juga rasanya dicemooh langsung didepan saya sendiri dengan beliau yang terhormat. hehe
Dilain sisi, saya beruntung ternyata saya bisa mengabdikan diri saya lebih banyak lagi kepada Ibu, Abah dan adek-adek. Di tempat kuliah saya, saya dipertemukan dengan kawan-kawan di organisasi yang luar biasa. Ketika mereka mau berfikir dengan baik, ide mereka sangat briliant dan memang mereka orang terpilih saat itu. Ketika saya harus berani melawan saat debat dengan dosen mempertahan pendapat yang memang ada sumbernya, dan harus mendapat gelar mahasiswi ngeyel saat itu, tapi ternyata dosen saya baik hatinya dengan memberikan nilai yg memuaskan.
Pada saat itu saya sering menyalahkan diri sendiri kenapa bisa jadi seperti ini. Tapi memang benar juga, kalau bukan karena ini pasti dalam kamus hidup Nisa tidak akan berwarna, karena tulisan "Tidak Lulus" itu warna tersendiri. Dan tidak ada ceritanya dikonsulkan dengan psikiater. hehe *sedikit memalukan tapi indah
Ada banyak hal yang mungkin tidak saya dapatkan ketika ditempat lain. Alhamdulillah...

Persoalan lain datang ketika sebagai perempuan yang normal saya berkenalan lebih jauh dengan seorang laki-laki yang tidak pernah saya temui sebelumnya. Saya percaya, saya kenalkan dengan keluarga besar. Alhamdulillah semua menerima dengan baik. Tetapi ada satu alasan yang memang direncanakan Allah begitu indahnya.
Kalau saya tidak mengalami jatuh bangun perkara kuliah, belum tentu saya bisa menerima keadaan ini dengan baik juga kan. Itu menurut saya
Tapi alhamdulillah saya banyak belajar dengan beliau. Bagaimana saya harus lebih dewasa, pinter masak, berkreatifitas dengan baik, menghormati orang tua, daan semuanya yang banyak merubah saya menjadi lebih baik lagi. Itu kata ibu saya sih....but big thanks buat beliau. Semoga beliau diberikan yang terbaik pula. Aamiin...
Dikesempatan lain yang bertemu dengan kawan-kawan yang santuun terhadap perempuan. Awalnya sebeel setengah hidup, hehe. Nisa pikir komentar dia ada benarnya dulu saat SMP. Perempuan memang harus bersikap sewajarnya sebagai perempuan. Hanya maaf yang bisa saya sampaikan pada beliau
Cerita lain lagi, ketika saya terheran-heran dengan Abah. Bagaimana mungkin yang biasanya sulit memberikan kesempatan kepada laki-laki, saya diberikan masukan. Tapi Allah memilihkan jalan lain dan saya sangat bersyukur atas ini. Nisa tidak suka laki-laki perokok, dan secara tidak langsung diperlihatkan kalau beliau penggemar shisa yang menurut saya tetep aja 11 12 dengan merokok, diperlihatkan langsung bagaimana beliau bersikap ketika diberi kepercayaan, diperlihatkan bagaimana beliau ketika harus berlaku tegas tapi tidak beliau lakukan. Dan benar saja, Allah tunjukkan satu demi satu apa yang saya butuhkan tidak ada pada beliau. Jahat sepertinya ketika harus menutup kebaikan beliau dengan noktah yang beliau lakukan. Tapi alhamdulillah Allah menunjukkan apa yang saya butuhkan sebenarnya. Karena pada dasarnya Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan
Nisa disadarkan kembali fokus pada tujuan dan impian, dan sekali lagi saya bersyukur atas jalan yang Allah pilihkan.

Jadi sudah seharusnya tidak ada kata galau lagi dalam kamus hidup kita dengan apaaapun yang Allah berikan yang mungkin jalannya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita tidak boleh sombong atas apa yang kita miliki sehingga kita menentukan sesuatu mendahulukan diri daripada Allah dalam hati. Kita kembalikan semua kepada Allah.
Allah lagi, Allah terus
Lalu masihkah kita meragukan pilihanNya?
Semoga kita menjadi insan yang selalu mendahulukan untuk berfikir positif atas apa-apa yang Allah pilihkan ^_^



Bahagia itu pilihan, dan kita berhak untuk bahagia. Semangat Kita Harus Bahagia! 





wallahu a'lam

0 komentar:

Post a Comment

 

Visitor

Sosial Media




What time is it ?

My Blog List

 
Blowing In The Wind Pink And Green Flower