25 April 2016

Diary Terakhir Rin by EsbyTe

Diary Terakhir Untuk Dia... Pagi namaku Rin aku baru masuk kelas satu SMA, menulis diary adalah hal yang bisa membangkitkan moodku, aku tak tahu apakah semua orang berpikiran circle yang menganggap dunianya saja yang penting tanpa mau melihat sisi lain orang-orang disekitarnya, entahlah aku hanya berpikir mereka yang sulit memahamiku atau aku yang tidak pahami mereka. Duniaku sedikit ambigu ketika mereka tidak suka kepadaku dan mulai mem”bully”ku entah dari sisi sebelah mana yang mereka tidak sukai , memang aku aneh yah mungkin hal ini sudah lama aku sadari, sejak SD aku sudah sering dengar bully”an mereka, aku tidak suka, mereka smua berisik. Mungkin karna aku bukanlah dari keluarga kaya, ayahku hanyalah seorang buruh pabrik, ibuku hanya seorang ibu rumah tangga, bahkan ketika terlahir pun sudah dengar bully”an mereka. Hidupku tidaklah mudah, aku ingat ketika dulu orangtuaku mau membelikan baju lebaran saja, harus kredit, sedih kalau ingat itu.

Hmmmmm…. benar-benar hidup yang tidak mudah, dulu saat mau kesekolah harus nunggu jemputan truk, jemputan yang biasanya digunakan untuk karyawan-karyawan pabrik, digunakan untuk menjemput kami anak-anak karyawan. Kalau ga ada jemputan ya jalan kaki, hmmm jangan ditanya berapa Kilometer yah, mungkin cukup buat keliling kota Solo, Sebenarnya hal yang paling menyenangkan waktu SD adalah kita tidak perlu memikirkan apa-apa, hanya bermain dan bersekolah, seru sekali bisa berenang, cari jamur sawit, manjat-manjat pohon,kayanya ga ada pohon yang belum aku panjat deh, nungguin durian jatoh di kebun pak jul, hahahhaa….semakin dewasa aku semakin kehilangan momen itu, dan ga akan terulang lagi, mungkin akan aku ceritakan pada anak cucuku kelak.

Tiba-tiba bell masuk pun berbunyi, dan aku mulai tersentak dari lamunanku, eh…aku siap untuk menerima pelajaran hari ini. “hallo anak-anak selamat pagi,” kata pak Bagyo wali kelas kami, ini hari pertama kalian kan?” semuanya menjawab dengan semangat “iya pak” .“nah karna ini hari pertama kalian jadi sekarang kita kenalan satu-satu ya”, pandanganku tiba-tiba tertuju pada seseorang yang baru memperkenalkan dirinya, namanya alex, penampilannya rapi, rambutnya klimis dengan gaya potongan arah kanan, sungguh mempesonakanku, tapi tetap saja aku takut karna aku hanyalah anak yang aneh.hey, kata temen sebangkuku, serius amat sih ngeliatin si alex ya? Pipiku langsung merah kaya tomat, aku takut ketahuan kalau aku sejak tadi memperhatikan dia. Aku satu sekolah loh dengan dia waktu dia SD,kata teman sebangkuku Naira, dan jam pelajaran itu isinya hanya tentang Alex, isi celoteh-celotoh khas anak SMA, Alex hobinyya apa, suka sama cewek yang gimana, hahaha….that’s so funnnyyyy….
Belum moveon-moveon juga dari Alex yang cuma bisa memperhatikan dia diam-diam, Rin kata Naira, mau ke kantin ga?Ga deh kayanya aku di kelas aja ya naira, lagipula aku dibungkusin bekel dari rumah. “ya udah aku ke kantin ya” kata Naira sambil lari. Ternyata Alex stay di kelas juga, suasana kelasnya jadi krik krik….krik krik…Dia pendiam banget ga ada yang bisa dia omongin, semakin buat aku kagum, ga tau ada magnet apakah dia, sehingga buat aku tertarik dengan dia. Dan hari-hari kamipun berlalu seperti itu lagi, lagi dan diulang-ulang.

Hari itu hari pelajaran seni, kami disuruh buat puisi bebas tentang apa saja, aku langsung sibuk mikiran apa yang akan aku tulis, secara guru seninya galak bok, waktu itu aku pernah dikeluarin dari kelas karna mengobrol dengan Naira, “hey kalian berdua mau kalian yang keluar dari kelas, atau saya yang keluar.” Huh kebiasaan burukku dengan Naira kalau sudah ngobrolin soal Alex, “tapi tunggu dulu pak, tunggu absen satu maju kedepan dulu kataku tanpa malu. “tapi bapaknya tambah marah, dan jadilah aku dengerin puisi alex yang judulnya “Bunga”. Aku dengar lirih puisi yang Alex bacain, gini puisinya, Aku menemuimu menjelma embun, menjelma sungai, menjelma udara, tapi ajarkanku kenapa kau bisa buatku bahagia, itu aja sih yang bisa aku denger di luar kelas saudara-saudara.Alex sangat hoby menyendiri dan sedikit pemalu, aku dengerin dan dengerin tapi tetap ga ngerti maksud dia, mungkin dia sedang menyukai seseorang batinku.
Hari dimana pemilihan ketua dan wakil ketua kelas pun tiba, aku menjadi kandidat kuat pada waktu itu, wah kaya pemilihan presiden aja yah kalimatnya, wkwkwk.suasana kelas yang enggak kondusif dan pada ribut sendiri-sendiri,  misalkan pada waktu itu pilihannya bukan aku, pasti enggak seberkesan ini dong dihati. “Aku pilih Rin” kata Alex, sambil melihatku dengan tatapan tajam kearahku.Dengan blak-blakan aku menayai dia, kenapa memilihku dan sejak kapan kamu tahu namaku? Semua mulai hening danmalah dia balas ketus, kalau kamu ga mau yaudah aku pilih yang satunya, uuuuhhh….nyebelin banget kan, nyebelin sih tapi cukup buat jantung aku deg”an. Cieee Rin cieee….celoteh teman-temanku dan semakin buat perasaan tak menentu di hati, ah apa iya sih? Tanyaku dalam hati.Aku semakin memperhatikan dia saja, namun bagaimana caranya bisa dekat dengan Alex, Alex kan punya teman akrab, si Mike, yang sering banget ikut kejuaraan basket antar sekolah, kebayangkanlah Mike orangnya gimana, Dia tinggi, cerewet dan supel, dia cukup terkenal dikalangan cewek-cewek karna Mike emang suka TP TP, eh Tebar pesona gitu deh. Aku pepetin aja dia dah.Mike!!!teriakku saat tetiba dia lewat di depan kelas, sambil SKSD (maaf yah istilahnya zaman 90’an semua), kenalin aku Rin, kataku sambil senyam senyum gitu, Mike bilang ke aku, “aku udah tahu kok kamu Rin,” hah ini bukan moduskan? Kataku.Dia hanya nyengir2 terus lewat aja gitu.Yang membuat ribuan pertanyaan di benakku, dia tahu aku darimana padahal ini sekolah muridnya ratusan siswa dan ospekpun ga satu gugus sama Mike, apakah Alex yang cerita, apakah Dia.
Hari ini, hari libur aku dan keluargaku, biasa berjualan baso depan rumah, usaha kecil-kecilan yang ibuku lakukan untuk membantu perekonomian keluarga, “Mamah, hari ini tumben masaknya banyakan?”kataku, “hari ini ada acara loh Rin,tetangga depan rumah pesta nikahan mamah sengaja masak banyak,”kata mamah. “oh gitu ya mah, sambil mulai ngerapihin meja-mejanya, huuuuhhhh…..aku dan mbakku mulai kewalahan, bener kata mamah yang beli rame banget, nyuci piring ga ada habisnya, tiba-tiba ada mobil yang mencolok banget parkir depan rumah, lah itu mobil ngabisin parkiran aja, batinku, sambil melanjutkan pekerjaanku lagi. “rajin bener”tiba-tiba terdengar suara dari sebelah mana itu, suara dengan intonasi berat dan seperti mengenalnya, aku segera membalikkan badan, dan hah…itu Alex, mataku langsung terbelalak dan pikiranku ga karuan, “biasa aja sih,” sapa Alex membuat hatiku tenang, “Alex kenal dia yah, tiba-tiba orangtua itu menanyaiku, iya pah, kata Alex ini teman sekelasku, mau menyalami, tapi tanganku penuh dengan tumpukkan piring kotor, “iya om saya sekelas dengan Alex” kataku, “maaf om tangannya lagi kotor,” sambil nyengir. Ga tau apa yang mereka omongin, tampaknya perbincangan ringan antara ayah dan anak laki-lakinya. Mungkin saking geroginya, mau naruh ke atas meja aja, kuah baksonya numpahin tangan Alex, “aduh”kata Alex kaget plus kepanasan kena tumpahan kuah bakso, mamahku langsung sigap ngambilin tissue dan lap, “hati-hati nak,”kata mamahku, ga papa kan?maafin Rin ya kata mamahku, “iya gapapa tante, udah biasa,” kata Alex gitu, padahal sampe kena celana panjangnya itu kuah, “dia masih belajar”kata mamah, “iya belum bisa jago kaya mamahnya,” kata Alex sambil senyum. Selesai juga jualan hari ini, sebelum tidur aku mikirin dia lagi, kok dia beda banget ya di sekolah sama diluar, apa dia iseng ya datang ke rumah, ga tau lah, lampu kamar dimatiin terus tidur.
Eh, hari ini ada pesta ultah temen sekelasku, mungkin Alex akan datang, Alex datang ga ya, tapi kayanya datang deh, nanya gitu mulu kata Naira sampai bosan dengerin pertanyaanku,  Sambil boncengin aku di motornya, ga terasa udah nyampe di pesta ultah temen, pake gaya anak SMA, rambut tergerai panjang, aku rasa penampilan cukup rapi waktu itu, hanya ada sekumpulan jerawat dijidat, yang aku tutup-tutupin pake poni, hey Rin makasih yah udah datang, kata sinta yang sedang ulang tahun, selamat ultah yah sin, panjang umur jawabku. Mana temen-temen yang lain belum datang kataku sambil noleh kanan-kiri, mungkin sebentar lagi Rin jawab temen-temen yang lain,nyariin Alex nih, ledek temen-temen yang lain, tetiba ada yang datang, ah benar itu Alex tapi, kok bareng cewek ya? Alex punya cewek nih,kata yang lain, ah mana mungkin batinku, tapi bener loh dia datang bareng cewek yang bikin aku bete seharian, sampai ngajak Naira balik mulu. Siapa sih itu cewek aku penasaran, tapi males buat ngeliat, sumpah cembuuru banget. Uuuhh sebellll…
Di perjalanan Naira ngajak ngobrol, tapi berasa angin lalu gitu aja, pikiranku sudah sama Alex aja, bengong aja terus sepanjang perjalanan pulang, tahu gini mending aku ga datang deh. Sedih semalaman sampai tertidur, orang rumah yang liat muka aku di lipet ga ada yang berani nanyain.Sudah sedalam inikah rasaku?
Besoknya waktu jam istirahat, aku hanya melamun di pinggir lapangan basket, ngeliat anak-anak cowok sedang berpeluh-peluh masukin bola basket ke ring, ada yang kelihatan mencolok banget, iya si Mike, daritadi dia mulu yang shoot. “kenapa Rin?” kata Mike sambil tiba-tiba duduk disebelahku dengan gaya yang kepo abis. “Kok murung?”engga papa kok, aku cuma mau ikutan main basket aja, kataku dengan candaan, ayo kalau mau coba, aku ajarin main basket, dijamin loh kata Mike. Aku langsung lari ke lapangan tanpa dengerin candaan Mike, merebut bola dari tangan cowok-cowok itu. “Aduh siapa sih nih, rusuh banget”kata mereka. Bolanya cuma dimainin aja ga tau arahnya kemana, sampai mereka hilang satu-satu. Hahahhaa….Rin bukan begitu cara mainnya sambil dia praktekin gimana carana derible bola, sampai shoot three point. Aku mulai memperhatikan dia dengan serius. Ternyata ada yang perhatiin dari tadi diujung lapangan, kayak ga boleh atau keberatan ngeliat aku dekat sama cowok, lama banget sampai dia hampirin si Mike terus bilang, Mike kok mainnya sama cewek sih, ayo main game online aja kita Mike, kata Alex sambil merangkul dan ninggalin aku sendirian di lapangan. Apa coba maksudnya? Semakin idem dan ga paham. Ribuan pertanyaan di benakku yang ingin aku tanyain dengan dia. 
Dan bell masuk pun berbunyi, aku mulai melanjutkan pelajaran hari ini yang panjangnya kaya tol jagorawi, ga habis-habis, hari ini bapak bagiin hasil tugas kemarin ya anak-anak, kata pak guru matemika yang tiap hari kerjaannya ngetest pake rumus-rumus phitagoras, wajar ya kalau kepala bapaknya rontok batinku, ya ampuuunnn skip. Satu-satu di panggil ke depan sambil nerima kertas pontenan, suasana kelas jadi gaduh, ada yang sampai guling-gulingan, wkkwkw lebay. Rin, tiba-tiba namaku disebutin, aku buka eh tumben nilainya perfect, aku joget-joget tanpa sadar, eh Rin, kata Naira, tadi Alex ngeliatin kamu mulu pas kamu joget-joget kaya ikan mujair, lah aku kan ga ganggu dia, kataku. Bukan itu, kata Naira.Sambil mulai melanjutkan pelajaran, dan akhirnya selesai juga pelajaran hari ini, pas keluar kelas yang bahas masalah Alex perhatiin tingkahku jadi semakin banyak, eh tadi dia lihatin kamu loh Rin, kata anak yang lainnya. Tapi aku masih sebel sama dia, kenapa dia jadi playboy dan ga peka sih sama perasaanku.

Bagaimanakah kelanjutan Rin ? apakah dia bisa mewujudkan impian dan cita-citanya ? ataukah hanya sebagai pengagum rahasia ?
Simak terus yaa kisah Diary Terakhir Rin dalam goresan pena kak EsbyTe

0 komentar:

Post a Comment

 

Visitor

Sosial Media




What time is it ?

My Blog List

 
Blowing In The Wind Pink And Green Flower